JAKARTA - Orangtua yang kritis terhadap dunia
pendidikan di Indonesia pasti ingin mencari sekolah yang baik, agar
mendapatkan pembelajaran yang baik dan berkualitas.
"Adanya
implementasi kurikulum 2013, sistem pendidikan di Indonesia sama semua
di setiap sekolah. Ada apa dengan sistem pendidikan di Indonesia yang
mengharuskan guru sampai segitunya mencari sekolah yang terbaik untuk
anak-anaknya?" tanya Psikolog Pendidikan Anak Novita Tandry, kepada Okezone, Kamis (28/11/2013).
Dia
menambahkan, dari hasil penelitian pada sistem sekolah yang ada pada
umumnya berpusat pada jasmani saja, bukan pada jasmani dan rohani
(holistic). Kurangnya pemahaman mengenai aspek rohani yang meliputi
fungsi-fungsi kerja otak dan psikologi perkembangan anak.
"Hasil
penelitian pada sistem sekolah yang lain, yaitu berpusat pada
kepentingan guru bukan murid, yang penting sudah mengajar tidak peduli
murid mengerti atau tidak. Pertanyaan yang lazim di antara para guru dan
kepala sekolah, seperti 'sudah sampai di mana ngajarnya? Wah aku mesti ngebut nih, waktunya sudah hampir habis'," ujar dia.
Kemudian,
lanjutnya, hasil penelitian yang lain berpusat pada target materi atau
kurikulum bukan dinamika kelas "yang penting target selesai", serta
tidak peduli kelas pasif, ribut atau murid bolos sekalipun.
"Berpusat
pada pemahaman fungsi otak yang terbatas (IQ), bukan pada Multiple
Intelligence atau kecerdasan unik tanpa batas. Pengakuan anak pandai
yang sangat terbatas pada kemampuan Eksakta dan Verbal. Jadi, wajar bila
dalam tiap kelas paling-paling cuma ada lima orang saja yang pandai dan
bisa mengikuti pelajaran dengan baik," ucapnya.
Selain itu,
kemampuan naluri mengajar bukan pada keahlian profesional mengajar
berdasarkan pelatihan. Sebagian besar guru mengajar berdasarkan naluri
dan sedikit pengalaman bagaimana mereka dulu diajar.
"Berpusat pada Lower Order Thinking, bukan Highly Order Thinking. Menghafal soal yang jawaban sudah ada atau dimiliki gurunya atau disebut juga sebagai Mechanical Intelligence," ungkapnya.
Selanjutnya,
sistem pendidikan di Indonesia berpusat pada satu Model Tes, yaitu
Verbal Test Model/Scholastic Aptitude Test, bukan berdasarkan tes
beragam yang disesuaikan dengan jenis bidang dan mata pelajaran (mapel)
dan keunggulan spesifik anak. (ade)
sumber : http://kampus.okezone.com/read/2013/11/27/560/903789/ada-apa-dengan-sistem-pendidikan-indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar